Naudzubillah!! Inilah 6 Golongan yang Masuk Neraka Tanpa Hisab



Sungguh disayangkan, ternyata ada 6 golongan manusia yang akan dimasukkan ke dalam neraka tanpa perlu dihisab terlebih dahulu karena dosa dan kemungkaran yang mereka lakukan selama di dunia. Siapa golongan tersebut? Berikut ini adalah ulasannya.

1. Penguasa yang Zalim

Pemimpin seharusnya menjadi panutan dan kebanggaan bagi rakyatnya. Mereka yang telah dipilih memimpin negara namun dengan kezaliman kepada rakyat dengan cara membiarkan rakyat hidup dalam kesengsaraan dan tidak berlaku adil niscaya ia tidak bisa mencium keharuman surga. Pemimpin yang seperti ini akan langsung di masukkan ke dalam neraka sebelum dilakukannya hisab (perhitungan amal). Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada seorang hamba yang Allah serahkan kepadanya untuk memimpin segolongan rakyat lalu ia tidak memelihara rakyatnya itu dengan menuntut dan memimpin mereka kepada kemaslahatan dunia dan akhirat melainkan tiadalah ia mencium bau syurga.”
(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

2. Orang yang Fanatik (Menyombongkan Kebangsaannya)

Islam adalah agama yang melarang umatnya untuk mengutamakan kemegahan kepada suatu bangsa/kaum. Sifat yang menyombongkan kebangsaannya ini disebut juga dengan perjuangan ashabiyah. "Seorang lelaki (ayah perempuan yang meriwayatkan hadis) bertanya: 'Wahai Rasulullah, adakah dianggap ashabiyah puak orang yang sayang kepada kaum bangsanya?' Jawab baginda S.A.W: 'Tidak, tetapi ashabiyah ialah apabila seorang itu menolong bangsanya kepada kezaliman". (Hadis Riwayat  Abu Daud, Ibn Majah)

Mencintai bangsa sendiri memang diamanahkan oleh Allah SWT, namun tidak boleh melakukan penindasan kepada bangsa-bangsa lain. Tidak boleh melakukan kezaliman dengan bangsa lain akibat dari merasa bangsanya lebih kuat.

3. Pemimpin yang Sombong

Sifat sombong adalah salah satu sifat yang sangat dimurkai oleh Allah SWT. Karena sebenarnya tidak ada yang bisa disombong oleh manusia. Meskipun memilih kekuasaan dan kekayaan yang berlimpah, itu semua adalah milik Allah SWT. Bila Allah berkehendak, maka semua yang dimiliki tersebut dalam waktu singkat.

Dari Abdullah bin Mas'ud dari Nabi s.a.w., bahwasanya baginda bersabda yang bermaksud, "Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan."
Salah seorang berkata, "Sesungguhnya ada orang yang menyukai baju dan sandal yang bagus."
Rasulullah S.A.W. bersabda yang bermaksud, "Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan mencintai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia."
(Hadis Riwayat Muslim)

Terlebih lagi jika kesombongan tersebut dimiliki oleh seorang pemimpin. Karena amanah yang diberikan bukan untuk suatu keistimewaan untuk sombong dan bermegah-megahan. Selain itu, jangan sombong ketika melihat orang miskin. Sepatutnya sebagai orang kaya, mereka haruslah membantu dengan memberikan sedekah.

Firman Allah S.W.T. maksudnya : "Sesungguhnya Qarun adalah daripada kalangan kaum Musa. Namun dia bertindak melampaui batas terhadap mereka dan Kami telah anugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepada beliau, 'Janganlah kamu terlalu bangga, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri (sombong)' ” (Surah al-Qashash ayat 76)

4. Pedagang atau Ahli Perniagaan yang Curang

Salah satu cara mencari rezeki yang dianjurkan oleh Allah SWT adalah dengan cara perniagaan. Ini merupakan kegiatan ekonomi jual beli yang dianjurkan untuk dilakukan oleh umat Islam. Ini karena aktivitas perniagaan menjanjikan hasil laba yang berlipat ganda jika berusaha denga bersungguh-sungguh

Namun, jika perniagaan ini dilakukan dengan penipuan yakni menaikkan harga barang, mengubah ukuran timbangan atapun menimbun barang adalah sesuatu yang dilarang. Tujuan perniagaan jika berujuk pada ajaran agama Islam adalah untuk memperbesar, memperpanjang dan memperluas aktivitas syariat Islam dengan tujuan beribadah serta mengharap ridho dari Allah SWT.

Namun, ketika perniagaan ini dijadikan sebagai ajang kecurangan maka ia akan termasuk ke dalam golongan keempat orang yang dimasukkan ke dalam neraka tanpa dihisab sebelumnya.

5. Orang Bodoh yang Mempertahankan Kejahilannya

Islam adalah agama yang sangat memuliakan ilmu pengetahuan. Terlebih lagi jika ilmu yang dipelajari tersebut diamalkan dan disebarkan untuk dimanfaatkan oleh orang lain.

Nabi S.A.W.  bersabda yang maksudnya, ”Barangsiapa menuntut ilmu berarti menuntut jalan ke syurga”. (Hadis Riwayat Muslim)

Sesungguhnya orang yang berilmu adalah tidak sama dengan orang jahil (bodoh). Orang jahil yang melakukan maksiat dan membuat dosa, tidak akan terlepas siksaan Allah S.W.T di atas kejahilannya karena  kemalasannya untuk menuntut ilmu. Pepatah ada mengatakan 'bodoh sombong'.

6.  Ahli Ilmu karena Hasad Dengkinya

Hasad atau dengki diartikan sebagai sifat seseorang yang tidak suka jika melihat orang lain mendapatkan kenikmatan dari Allah SWT. Bahkan, orang ini ingin kenikmatan tersebut hilang dari orang lain. Sifat ini adalah sifat yang miliki oleh Iblis karena ia merasa cukup iri hati kepada Nabi Adam as serta anak cucunya.

Hasad dengki ini akan lebih berbahaya dimiliiki oleh ulama. Apabila sifat ini dimiliki oleh orang yang bergelar ahli ulama yang berilmu dan mengetahui dosa dan pahala. Hasad dengki ini dapat dilakukan dengan cara memfitnah ahli ulama lain dengan mengatakan apa yang disampaikannya adalah suatu yang sesat.

Dari Abu Yazid Usamah bin Zaid bin Haritsah r.a yang berkata, "Aku mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda yang bermaksud : 'Seseorang didatangkan pada hari Qiyamat, lalu dilempar ke Neraka. Maka keluarlah isi perutnya. Dengan isi perut yang keluar itu ia berputar-putar seperti himar yang mengitari porosnya. Para penghuni neraka berkumpul di dekatnya, seraya mengatakan, 'Wahai si Fulan! Apa yang terjadi padamu? Bukankah (dulu) kamu memerentah kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar?' Ia menjawab, 'Ya, memang dulu aku memerintahkannya kepada yang makruf, namun aku tidak melaksanakannya dan mencegah dari yang mungkar, namun aku melanggarnya'."
(Hadis Riwayat Muttafaq Alaih) [reportaseterkini.net]
Post a Comment